Lebih dari Sekedar Wisata! Inilah Sejarah Puncak Habibi Palabuhanratu Sukabumi

 


RUMAH KU BERBAGI - Puncak Habibie, yang juga disebut sebagai Mahkotanya Palabuhanratu karena ketinggiannya, adalah salah satu bukit yang terletak di deretan Teluk Palabuhanrat Jawa Barat, Indonesia. 

Dinamakan Bukit Habibie karena konon katanya Bapak Habibie memiliki villa di sini. Lokasinya berada di Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, yang masuk ke kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu. 

Puncak Habibie sangat cocok untuk menikmati sunrise di ketinggian, dan aksesnya pun mudah serta dapat dijangkau melalui Jalan Raya Cisolok-Banten.

BACA JUGA: 5 Pantai Palabuhanratu yang Menakjubkan: Surga Tersembunyi di Sukabumi

Sejarah Puncak Habibie Palabuhanratu

Sejarah Puncak Habibie dimulai dari nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie, yang merupakan presiden ketiga Indonesia pasca mundurnya Soeharto pada tahun 1998. 

BJ Habibie menjabat sebagai presiden Indonesia selama 21 Mei 1998 hingga Oktober 1999. Walaupun masa jabatan BJ Habibie terbilang singkat yaitu 1 tahun 5 bulan, namun ia mampu membuat reformasi besar-besaran di Indonesia. 

Selama Orde Baru berkuasa, pers dibungkam sehingga mengalami kemandekan dalam hal demokrasi. Namun, pada masa pemerintahan BJ Habibie, pers mendapatkan kebebasannya melalui UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, yang menandai keterbukaan di Indonesia dalam bidang pers.

Jejak karier BJ Habibie di panggung pemerintahan Indonesia dimulai di era Soeharto, seperti sebuah drama yang membuka babak baru. 

Dipanggil pulang dari Jerman, dia membawa energi segar sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi mulai dari tahun 1978 hingga Maret 1998. 

Namun, takdir membawanya pada saat krisis 1998, ketika Soeharto harus menyerahkan tongkat estafet kepadanya, menjadikannya Presiden ke-3 Indonesia dari 1 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. 

Sebelum kembali ke tanah air, jejaknya telah merajut cerita di Jerman, terbang bersama mimpi di berbagai perusahaan penerbangan dan mengukir langit dengan konstruksi pesawat. 

Dengan timnya dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), BJ Habibie menciptakan legenda dalam bentuk pesawat baling-baling, Gatot Kaca N-250, yang menawarkan keajaiban membawa hingga 50 hingga 70 penumpang dalam satu penerbangan.

BACA JUGA: Pesona Puncak Habibi: Surga Tersembunyi di Palabuhanratu

Era pemerintahan BJ Habibie sering disebut sebagai masa peralihan yang menantang, di mana tantangan-tantangan berat menghampirinya seperti badai di tengah lautan. 

Di tengah keterbatasan sumber daya, baik material maupun manusia, Habibie harus memutar otak untuk menjaga kapal pemerintahan tetap berlayar. 

Namun, di tengah semua itu, keberhasilannya tidak bisa diabaikan. Dalam rentang waktu 17 bulan kepemimpinannya, ia berhasil menanamkan benih-benih demokrasi yang segar, menyuburkan lahan kebebasan, transparansi, dan keadilan. 

Fondasi demokrasi yang ditegakkannya memberikan janji kebebasan pers, menyelenggarakan pemilu dengan multi partai, dan mengembangkan otonomi daerah. 

Itu bukanlah sekadar janji kosong, melainkan komitmen yang tumbuh dan berakar dalam setiap keputusan dan langkah yang diambilnya.

Lebih baru Lebih lama