Mereka menekankan pada pendekatan yang holistik, kurikulum yang seimbang, penilaian yang lebih berorientasi pada proses, dan memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada guru.
Namun, dalam konteks Indonesia, mengimplementasikan skema
pendidikan seperti ini bisa menghadapi beberapa tantangan:
Keterbatasan Sumber Daya: Indonesia memiliki tantangan dalam
hal infrastruktur, sumber daya manusia, dan anggaran untuk mendukung skema
pendidikan yang membutuhkan investasi besar dalam pendidikan.
Birokrasi dan Korupsi: Birokrasi yang kompleks dan korupsi
dapat menjadi hambatan dalam pengelolaan dan alokasi sumber daya untuk
pendidikan.
Keanekaragaman Budaya dan Geografis: Indonesia adalah negara
yang sangat beragam secara budaya dan geografis. Ini bisa membuat standarisasi
pendidikan menjadi lebih sulit.
Tantangan Politik: Perubahan dalam skema pendidikan
seringkali melibatkan keputusan politik yang rumit, dan hal ini dapat menjadi
tantangan besar di Indonesia.
Tantangan Sosial dan Ekonomi: Ada ketimpangan yang
signifikan dalam akses dan kualitas pendidikan di Indonesia. Ini mencakup
masalah seperti kesenjangan ekonomi, aksesibilitas geografis, dan kesenjangan
gender.
Mengubah BPJS menjadi sesuatu yang mirip dengan National Health Service (NHS) juga bisa sangat bermanfaat, terutama dalam menyediakan layanan kesehatan yang merata dan terjangkau bagi semua warga.
BACA JUGA: Rotasi Bumi: Lebih dari Sekadar Perputaran, Ini Rahasianya!
Namun, hal ini
juga akan menghadapi hambatan serupa dengan yang dihadapi dalam sektor
pendidikan, termasuk masalah anggaran, infrastruktur, dan penanganan birokrasi.
Meskipun ada banyak halangan, mengambil langkah-langkah menuju sistem pendidikan dan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas di Indonesia adalah investasi jangka panjang yang sangat penting untuk masa depan negara.
Hal ini memerlukan komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan
masyarakat, dan kerja keras untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.